Saturday, January 31, 2015

Sesosok 'ibu', yang kupanggil 'mama'


Tulisan ini disertakan dalam kegiatan Nulis Bareng Ibu. Tulisan lainnya dapat diakses di website http://nulisbarengibu.com” 


Ibu. Aku merupakan anak perempuan pertama yang lahir dari seorang ibu yang merupakan anak perempuan pertama juga di keluarganya. Aku memanggil seorang ibu dengan sebutan, Mama. Aku selalu menjahili mama dengan memanggilnya umi, bunda, ataupun ibu. Tapi mamaku selalu saja menanggapi bahwa panggilan itu tak pantas untuknya, ia merasa lebih pantas dipanggil dengan sebutan Mama.

Mamaku seorang yang sejak dahulu tomboy (mungkin ini alasan mama tak mau dipanggil selain sebutan mama seperti yang aku sebutkan diatas hihi), mantan atlet dengan beberapa jenis olahraga yang ku dengar awam, banyak ia kuasai. Mamaku seorang yang sangat sederhana, begitupun dari penampilannya, mama tak pernah ambil pusing dalam hal itu, apa yang ia pakai nyaman dan pantas, selama tidak mengganggu kenyaman orang, mama memakainya. Mamaku seorang yang menurutku dan banyak rekannya bilang, adalah seorang yang pintar, mama di beberapa kesempatan bercerita kepadaku bahwa ketika ia masih bersekolah mamaku mendapat juara kelas, menjuarai berbagai lomba-lomba dizamannya juga, tak lupa dia sebutkan, mama jago menyanyi juga. Ini salah satu hobi mama yang menular padaku, aku suka menyanyi, meskipun suaraku tak semerdu dan setinggi mama.

Mama seorang yang mandiri, sejak ia kecilpun. Melihat sosok seorang ibu seperti mama, seharusnya aku bisa mengambil pelajaran dari banyak pengalamannya, aku harus 'lebih' dari pada mama, tapi sepertinya aku 'belum', mamaku selalu menuntutku agar aku lebih baik darinya. Pengalaman hidup mama yang ia ceritakan ketika ia masih kecil hingga ia dewasa lalu menikah dan sampai saat ini mempunyai anak, bukanlah sebuah alur cerita yang sederhana. Mama selalu mengatakan bahwa hidup ini merupakan sebuah ujian, Tuhan menyayangi kita ketika kita diuji, mama meyakinkanku seperti itu, justru sebuah ujian yang Tuhan berikan merupakan bentuk kasih sayang Tuhan untuk hamba-Nya agar terus naik tingkat di hadapan-Nya.

Satu waktu yang berat, yang merupakan ujian terberat untukku dan mama yang pernah kami alami sampai saat ini, adalah ketika aku ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh adik perempuan pertamaku, ketika mama ditinggal pergi selama-lamanya oleh putri kedua kesayangannya. Tak sanggup saat itu keluarga kami menerima kenyataan bahwa adikku harus pergi meninggalkan kami selama-lamanya ketika umurnya yang masih sangat kecil, 6 tahun. Ia pergi karena penyakit demam berdarah yang dideritanya, adikku meninggal disebuah rumah sakit dimana ia di rawat. Bagaimana ada seorang ibu rela putri kecilnya, buah hatinya, meninggalkan ia untuk selama-lamanya dalam waktu secepat itu. Sejak kepergian adikku itu, mama selalu mudah kaget dalam hal sekecil apapun dan hal sesepele apapun yang terjadi dirumah. Aku sering bertanya pada mama, mengapa mama harus begitu kaget, padahal itu hanya sebuah suara piring terjatuh atau aku, adik, dan papaku berteriak kecil karena tersandung sesuatu, misalnya. Mungkin mama masih terus teringat dengan gerak-gerik dan kebiasaan adik kecilku dirumah ketika ia masih hidup, masih terus terbayang dimatanya, mama selalu ingat akan kenangan manis bersama almarhumah adikku. Aku sangat mengerti mama, mama masih terus trauma semenjak kejadian itu. Trauma mama hilang perlahan ketika Allah SWT menurunkan kembali satu anak laki-laki ke dunia untuknya, adik kecilku kini yang berusia 3 tahun. 



Mama seorang yang kuat dalam pandanganku selama aku hidup bersamanya kurang lebih sudah 19 tahun ini. Mama seorang yang cekatan, gesit dalam melakukan segala hal, seorang yang pintar memasak (padahal mama masih cukup tomboy rupanya sampai saat ini), ia bisa melakukan semua hal termasuk membenarkan kabel listrik dirumah yang putus, mama bisa membenarkannya hingga kembali benar dan peralatan tersebut bisa dipakai kembali. Aku takjub melihat seorang mama seperti mama, aku sering merenung apa aku bisa menjadi seorang mama seperti mama nanti ketika aku sudah berkeluarga. Aku meyakinkan diri, bahwa aku bisa, aku harus berlatih, bukan hanya meyakinkan diri.

Kata-kata yang tak pernah mama lupa ucapkan padaku, terutama ketika melihatku berleha-leha
"Jangan pernah kamu membuang-buang waktu, waktu itu berharga, lakukan sesuatu." Tegasnya.
Memang, aku tak pernah melihat mama berleha-leha, tidak pernah. Mamaku, mama yang selalu maksimal dengan segala aktivitasnya di setiap waktu.

Mama bukan seorang yang lembut, namun mama seorang yang tegas dan penuh cinta.
Mama bukan seorang bidadari, namun mama dimiliki oleh kami sebagai seorang bidadari.
Mama bukan seorang petuah, namun mama seorang teladan yang baik.

Aku cinta mama selamanya, meskipun mungkin mama tak percaya bahwa aku bisa menulis cerita untuknya, karena mungkin aku adalah seorang anak yang masih sering ngeyel sama mama, anti so sweet sama mama. Tapi percayalah mama, cinta yang besar aku miliki buat mama. Love you mama, aku sayang mama.


Wednesday, January 21, 2015

Aku, kamu, dan kemenkeu



Tak pernah terbesit sedikitpun di benak saya, ataupun membayangkan bahwa saya akan menjadi bagian dari kementerian ini. Kementerian yang merupakan tulang punggung negara, khususnya bagi ditjen pajak. Perjuangan menuju bagian dari instansi ini cukup saya rasakan.

Awal cerita saya bisa masuk ke instansi ini adalah, saya kuliah di Program Diploma 1 Keuangan STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), yang merupakan perguruan tinggi kedinasan milik Kementerian Keuangan. Lulus di sekolah tinggi kedinasan ini merupakan hal yang awam bagi saya, karena sangat bertentangan dengan jurusan dan universitas yang saya dambakan (lagi2 cerita ini), tapi saya bahagia. Selama masa pendidikan di STAN, saya mengenal banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Saya sih gak terlalu paham awalnya STAN tuh gimana, tapi ya saya jalani aja sampai akhirnya saya jadi salah satu bagian pada foto diatas. 

Anak-anak STAN (yang kece :p) dengan pakaian hitam putih dan nametag yang bergantung dilehernya, kemeja rok hitam-kemeja celana hitam, juga sepatu pantofel hitam, menjadi ciri khas tersendiri. Mereka orang-orang yang menurut saya penuh ke-ikhlasan hidupnya, mereka yang cerdas, sederhana, gak neko-neko apalagi dari tampilannya kalau ngampus (ya cukup tau, saya juga ngalamin :p). Mereka dibilang ikhlas karena ternyata kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa di perguruan ternama di Indonesia yang sudah berada di passion mereka masing2, tapi rela ngundurin diri hanya buat STAN tercinta, dengan alasan yang berbeda2, ada yang ingin cepet kerja karena mungkin penasaran, dan ada juga yang mengikuti apa kata orangtuanya. Saya juga ngalamin, saya udah nemuin passion saya pas kuliah disalah satu universitas negeri di bandung, tapi kata Allah saya harus disini, dan saya sangat bersyukur. Oh God, I'm thankful :)

Kuliah di STAN enak banget, kamu gak perlu untuk bayaran (semesteran) muahaha, yang ada kamu dikasih uang saku senilai ***.*** perbulannya, yang dirapel menjadi per 3 bulan diberikan kepada kitanya. Kamu gak perlu puyeng2 juga mikirin baju buat besok yang mana dan gimana (takutnya dibilang pake baju itu2 aja, takut malu. Eits, anak STAN emang udah biasa itu2 aja kan pake setelan kemeja-rok&kemeja-celana, udah biasa juga liat laki-lakinya tidak berambut alias digundulin, gak botak2 amat sih, cuma gak gondronglah hehe, si polos, dan si cuek, seperti itu kurang lebih), udah gitu kamu gausah mikirin udah kuliah cari kerja dimana, aku jawab ya? Kementerian Keuangan, hehe. Saya ceritain ya gimana tahapan2nya.

Kuliah di STAN berbeda, dari awal emang udah dicuci otaknya biar melekat sama si I-P-S-P-K nilai-nilai kemenkeu Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan (duh anti serius awalnya saya hehe :p). Perihnya dari awal udah kerasa, terus2an disaring, udah lolos aja daftar ulangnya harus pake Tes Urine, Rontgen, Tes kesehatan. Bikin SKCK juga (eleuh2), nah riweuh kan? hehe. Disaring nya beneran disaring, saya gak langsung begitu lulus tes tulis kaya tes2 ke perguruan tinggi pada umunya. Tapi ini yang membuat STAN berbeda, mungkin.

Mulai daftar usm stan, kita bukan hanya daftar online tapi harus verifikasi ke lokasi dimana kita mendaftarkan diri dan membayar biaya pendaftaran ke bank sebelumnya, setelah verifikasi kita akan mendapat BPU (Bukti peserta ujian).

USM STAN (ujian saringan masuk stan), tahap awalnya tes tulis nah tes tulisnya terdiri dari TPA dan TBI (b.inggris). Soal TPA terdiri dari 120 buah, TBI 60 buah, dan ada nilai matinya setiap bagian soal, dan petunjuk umum lainnya silahkan bisa searching di web lain :p hehe. 

Kalau udah lolos tes tulis, lanjut tes kesehatan dan kebugaran. Aih, saya benci hal ini, saya sempat enggan untuk melanjutkan, karena saya sangat lemah dalam berolahraga. Tapi, saya harus lanjut, ini rezeki saya udah lolos. Si tes tersebut terdiri dari cek kesehatan yang dilakukan oleh dokter di dinas jasmani angkatan darat (pas tahun angkatan saya), setelah diperiksa dan dinyatakan layak untuk lanjut ke tes kebugaran, maka tes segera dilaksanakan. Tes kebugaran terdiri dari shuttle run dan lari disebuah lingkaran lapangan TNI yang cukup luas, shutlle run tuh kaya semacam lari dengan zigzag muterin beberapa bambu yang berjarak. Saya ternyata bisa, memang kalau ada kesungguhan pasti ada jalan there's a will there's a way. Alhamdulillah :) 

Udah lolos tahap tes kesehatan dan kebugaran, lanjut tes wawancara yaitu beberapa pertanyaan yang diajukan kepada peserta yang telah lolos sampai tahap tersebut, setiap pewawancara memberikan pertanyaan yang berbeda-beda kepada tiap peserta. Dan inilah tes terakhir, taraaaa :D

Setelah resmi lolos dari semua tahap itu, selanjutnya kita diminta untuk daftar ulang sesuai tempat pendidikan dimana kita diterima, pendidikan STAN terdiri dari 12 Balai Diklat Keuangan diseluruh indonesia dan pendidikan pusat yang berada di Bintaro, STAN merupakan perguruan tinggi kedinasan dengan program diploma 1 (D1), diploma 3 (D3), dan program lanjutan diploma 3 (D3) khusus dan diploma 4 (D4) atau bisa disebut S1. Alhamdulillah saya lulus di program diploma 1 (D1) di speasialisai pajak lokasi pendidikan BDK Cimahi. Spes2 yang ada di STAN diantaranya adalah perpajakan, kepabeanan dan cukai, akuntansi, piutang dan lelang, pajak bumi dan bangunan/penilai, dan kebendaharaan negara.

Memulai pendidikan di STAN kita benar-benar di arahkan untuk sangat disiplin. Dari mulai apel pagi yang dilaksanakan setiap pagi harinya, kelakuan baik yang harus dijunjung tinggi, kejujuran, dan kedisiplinan maupun kehadiran selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, ada beberapa ketentuan yang harus kita laksanakan dan patuhi agar berada di zona aman, atau gak kena ancaman Drop Out (DO). Patuh taat, itu memang harus :) Selain itu, kita pun terlatih untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kantor, terutama pendidikan di Balai Diklat Keuangan Cimahi, berasa beneran ngantor :D hehe. Harus bisa bertahan sekuat tenaga, nilai kudu aman, bagus.

Singkatnya, setelah semester terakhir, diumumkan keputusan nilai akhir berupa ipk dan selanjutnya dilaksanakan PKL dan hanya yang memenuhi kriteria yang mampu untuk lanjut PKL, dalam arti, nilainya memenuhi syarat2. Setelah PKL, kita membuat laporan hasil tersebut dengan mengikuti ketentuan yang berlaku. Setelah itu dilaksanakan yudisium yang merupakan tahap selanjutnya (berupa pengumuman resmi kelulusan dan keputusan IPK akhir yang merupakan penggabungan dengan nilai PKL), agar resmi lulus dari program diploma tersebut. 

Kurang lebih dua minggu menunggu, pada akhir oktober dilanjutkan dengan pelaksanaan wisuda yang merupakan celebration resmi kelulusan. Saya dan teman-teman sudah resmi menjadi alumni STAN. Setelah menunggu sekitar satu bulan lebih sambil berlibur, pengumuman tiba. Pengumuman mengenai TKD (tes cpns untuk anak STAN) yang merupakan syarat menuju menjadi CPNS kemenkeu dilaksanakan pada awal desember, 2 desember pada waktu itu. Dedgdegan bukan main, antara hidup dan mati saya. Penentu saya bisa lanjut terus menjadi seorang pegawai atau tidak. Tiba hari dimana TKD dilaksanakan, saya begitu tegang. Bahkan semakin tegang, TKD ini dilaksanakan di kampus pusat yaitu di bintaro, sama seperti pelaksanaan wisuda. TKD. Alhamdulillah, Allah sayang saya, saya berhasil melampaui ambang batas dan saya lolos TKD. Saya dan temen-teman begitu sangat bahagia, tetapi masih belum terlalu bahagia melihat beberapa teman satu angkatan nilainya tidak pas atau melampaui ambang batas sehingga mereka harus berjuang kembali mengikuti tes kembali, TKD 2. Duka datang kembali, teman satu angkatan masih belum lolos sampai pada TKD 3 pun ia tidak berhasil.

Alhamdulillah, berkat banyak doa dari semua orang yang menyayangi saya, saya bisa sampai ke titik ini. Satu langkah lebih dekat dan maju menjadi bagian dari Kementerian Keuangan. 

Sebanyak 2.460 Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan dari rekrutmen Diploma I STAN dan 2.129 orang dari rekrutmen umum, mengikuti Kegiatan Orientasi Pegawai Baru di Istora Senayan, pada Rabu (14/1).

Lagi2, ada pengumuman. Dan ini, dan ini, pengumuman yang saya sangat bahagia untuk segera datang waktunya, menunggu dengan manis dan tenang. Pengumuman tersebut berisi mengenai "Orientasi Pegawai Baru Kementerian Keuangan" yang diselenggarakan di Istora Senayan, pada hari rabu, (14/1). Kalian bisa lihat gambar di atas :p Gambar tersebut merupakan pelaksanaan orientasi pegawai lulusan program diploma 1 STAN digabung dengan CPNS umum. Saya berada di tempat itu. Saya resmi menjadi bagian Kementerian Keuangan, senang bukan main. Padahal selama ini saya tak pernah terbesit akan menjadi bagian dari kementerian negara. Saya bahagia :) 

Sampai tahap ini, izinkan saya menghela nafas. Huuuh. Antara betapa sangat bahagia dan lelah terus bulak balik ke ibukota (rasanya). Minggu depan, tepatnya hari senin, 26 januari, saya kembali ke ibu kota, masih terus berjuang. Disana saya akan menandatangani perjanjian dengan instansi, Diretorat Jenderal Pajak. Dan setelah hari itu, saya kembali ke Kampus STAN untuk mengikuti kegiatan internalisasi. Bismillah :)

Pencapaian sampai di tahap ini, berkat semua dukungan dan doa yang diberikan. Orangtua dan keluarga yang selalu bersemangat mengantar saya di setiap kegiatan saya, saya harus selalu bersyukur, ya. Alhamdulillah, tinggal satu kegiatan lagi, semoga lancar, aamiin. Selain beberapa kegiatan itu, saya dan teman-teman sedang menunggu penempatan untuk OJT (on job training) februari nanti, semoga semuanya dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah, dan satu yang tak lupa, semoga saya penempatan di bandung amiin amiin Ya Rabbal alamiin. hihi

Dari mulai masuk sampai lulus, dari mulai Stan sampai Kemenkeu, perih memang, tegas memang prosesnya. Tapi perih yang manis, aku bersyukur atas rezeki dan nikmat ini.

Semangat menjadi pegawai yang bisa menerapkan nilai kemenkeu dengan baik, selamat menyambut status menjadi seorang PNS kemenkeu, kawan seperjuagan :)

ANAD-

Monday, January 19, 2015

Lecturer, English literature, Reporter VOA, and I'm an employee :D

I have many many many dreams. And i call myself as an "unstable person". Because my ambition always changes time to time while im getting bigger. in fact, i didnt change it, but situation who changed it. I didnt know people outside there, whether they have the same thing like me or not.

Starting from my first ambition is passion to be a teacher, especially lecturer. Since i was kindergarten, i had so much spirit for being a good teacher, because i think being a teacher is really useful job, not just for myself but for other people. Because of being teacher we will continue to learn and we can share what we know to others. Teacher what i mean for example are become a tutor, volunteer, lecturer, and etc. I wanna be the best person that is useful in giving.


Second for my english literature, started i enrolled my study after senior high school to UIN Sunan Gunung Djati Bandung when i've failed entering my favorite university, it was ITB. I decided choosing department whom i'm in love with it. It was all about english. I chose English Literature. And alhamdulillah, God made it happen. i was comfortable with the situation that i found there, in my class, with my friends, and all the love that has been given to me. I love it.

And the main ambition after two above is to be a Reporter VOA. Voice of America is my next destination. I thought i must have been there as a Reporter, but now (i'll tell you then what), i think i aim to be there, just not to be a reporter (hahaha you know ya). Yeah, I love for being a good public speaker someday, but with my own way, with a different way, insyaa Allah, dreams should be as high as possible, right?


Ok, after three above, I'd like to tell you something that i never thought in my mind. 
You know, i was briefly in English Literature. At that time i was waiting for a decision on an institute of state accountancy. And again, Allah S.W.T made it happen. Alhamdulillah i was part of it. But know i have graduated because i was only in one year finance diploma program STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). And i recently passed through several stages of the test to be an employee there. In ministry of finance (Kementerian Keuangan). Alhamdulillah :) 



And the main focus of this topic is, i failed to be a lecturer, i failed to be in the field of English literature and to be a reporter VOA. but it's just for the time being, i failed to be it all. We dont know how our future, just keep fighting and praying. God knows everything best for his slaves. God gave me the way to be an employee. And now i'm an employee. Bismillah, i'm sure that i will be able in carrying out the tasks that assigned to me.
And hopefully i can continue to grow (in my young age that has become a civil servant :p hahaha) That should be a lot of work. Be a creative employee, who creates a lot of new innovation. #I remember what my lecturer once said.

And i dedicate it all for Allah lillaahitaa'la, and for my mom, my dad, my beloved family's happiness. For them :)

ANAD-

Walkot Bandung, Kang Emil, Buku #TETOT

Kemarin, saya dan teman-teman gak sengaja ngunjungin salah satu toko buku terkenal di Kota Bandung, teman saya lihat salah satu poster dan langsung bilang ke saya kalau siang itu juga bakal ada launching bukunya kang emil, siapa yang gak tahu kang emil si walkot gaul, ngetren, cerdas, dan merakyat itu. Walkot bandung tersebut bakal luncurin buku terbarunya yang berjudul #TETOT.




Kemarin saya sama temen-temen jelas dong langsung siap siaga pas liat poster itu rela nunggu, meskipun sebenernya kita gak ada niat untuk berlama-lama disana, tapi ya pengenlah sekali aja mah ketemu sama walikota bandung, kebetulan saya juga dari merah sampai besar dibandung, meskipun saya masuknya kabupaten bandung, tetep aja kota dan kabupaten masih satu wilayah, masih saling berkaitan, saling mempengaruhi, bahkan kebijakan dan peraturan daerah pun. Hanya saja beda yang memimpinnya. Saya di pimpin bupati, dan warga kota bandungnya di pimpin walikota. Tetep aja kalau ada program2 atau ide2 walkot yang bagus mah kaya contohnya taman2 yang bermumculan di bandung, bandros (bandung tour on bus), bandung culinary night, dll tetep aja saya sebagai orang kabupaten yang hampir kota (rumah saya deket sama perbatasannya banget, emang, sakitnya tuh disini) tetap bisa menikmati fasilitas2 itu. 

Kembali ya ke topik launching buku, nah kemarin peluncurannya di mulai pukul 16.30 pm, bertempat di lantai 2 toko buku gramedia merdeka. Disana banyak sekali yang antusias untuk membeli buku #TETOT nya ka emil, yang nyiapin kamera, dll. Dan apa? Dan ternyata di peluncuran buku itu banyak blogger bandung yang di undang oleh pihak kang emil untuk menghadiri peluncuran bukunya. Ya ampun, blogger bandung... Saya ingin sekali untuk bergabung.

Pas acara udah dimulai tuh, sosok kang emil yang sebelumnya saya tau dia hanya dari kata2 bijak dan motivasinya, saat itu saya mulai tahu aslinya, kang emil dalam pandangan saya memang sosok yang kalem, bicara apa adanya, humoris juga, beliau berhasil membuat para audience terkekeh mendengar apa yang dibicarakannya. Beberapa audience mengajukan pertanyaan kepada kang emil, tapi saya tidak tertunjuk untuk bisa mengajukan pertanyaan mungkin karena ketika tangan saya diangkat namun tidak terlihat, karena banyak sekali yang mengacungkan tangan di depan saya. Tak apa, yang penting saya bisa mendengar apa yang dijawab oleh kang emil.

1. Bapak, bagaimana bapak meluangkan waktu dalam menjalankan tugas, ngantor, bagi waktu dengan keluarga, bahkan masih sempet main twitter juga?

Kang emil bisa membagi waktunya dengan bijak, beliau menyampaikan bahwa ketika ada kesempatan untuk melakukan sesuatu, ya lakukan, disambil, maksudnya. Makanya kang emil masih bisa main twitter, katanya. Itu gak lagi diem, itu lagi diperjalanan misalnya, atau ditempat lainnya yang masih memungkinkan beliau untuk bisa main twitter. 
"Bukan main ya, tapi respon warga bandung anu ceweret, bawel, sagala kajadian di laporkeun di twitter" (kata kang emil), 
lagi2 kang emil bikin audience tertawa-tawa mendengar itu. Dan juga tak mungkin terlupakan, kang emil tak melewati waktu-waktu nya tanpa keluarga. 

2. Lalu selanjutnya ide2 apa lagi yang akan diluncurkan untuk bandung setelah banyak sekali ide yang sudah terealisasi selama bapak menjabat?

Kalau untuk ide, saya gabisa kasih tau rinci seperti apanya, tapi ide memang sangat banyak, bahkan ratusan. Saya belajar dari banyak tempat, negara, yang mempunyai good governance yang baik, saya ambil ide2 dan saya rencanakan dulu dengan baik, selama saya melakukan kunjungan misalnya ke jepang saya banyak mengambil inspirasi selanjutnya apa tindakan saya kedepannya agar bisa diterapkan ide yang baik tersebut di kota ini, maka dari itu sangat banyak ide mah cuma gabisa disampein satu per satu. (Kata kang emil),
Kurang lebih yang saya tangkap seperti itu.

Kang emil pun menambahkan beberapa kata bijak yang dapat memotivasi : 

# hidup itu harus lebih baik dari hari ke hari, apa-apa saja yang harus dilakukan agar bisa terus melakukan perbaikan dan membuat perubahan, dipikirkan. 
Kurang lebih tegasnya seperti itu.

#Asyik itu, saat hobi dibayar, jadi hobi kamu yang sangat disenangi terus orang membutuhkan tenaga atau karya kamu, dan itu merupakan hobi kamu bukan pekerjaan kamu, dan kamu dibayar, seneng kan? Sudah tambah ilmu, banyak belajar, bermanfaat bagi orang, dibayar juga, enjoy juga ngerjainnya karena senang. 
Ini juga kata2 yang ditambakan oleh editor buku #TETOT.

#Saya ikhlas ngurus bandung, biar bandung baik. Kalau di pikir2 saya sangat nyaman untuk menjadi seorang arsitek, pernah dapet pengharagaan juga, udah nyaman bisa terus berkarya, tapi kan tulus ngurus kota kelahiran, kota dimana saya dibesarkan, kota dimana menemukan jodoh juga, intinya mah ikhlas ingin ngurus bandung meskipun sementara ini ngelepas dulu jadi arsiteknya yang justru passion saya disitu. 
Intinya beliau menambahkan seperti itu.

Setelah beberapa topik dibahas, kang emil menyampaikan bahwa luncurnya buku karyanya sendiri yang berjudul #TETOT mengangkat bagaimana twitter dijadikan sarana untuk mengembangkan, mengevaluasi program2 yang di realisasikan dan memantau keadaan di kota bandung dan menyampaikan bahwa atas royalti buku tersebut akan digunakan untuk program2 tambahan dibandung agar bisa memberi manfaat dan bandung bisa lebih baik lagi. Tapi katanya sih si kata "TETOT" itu sendiri adalah untung menyindir seseorang disana yang suka membuat kontroversi tanpa prestasi :D (semua orang sepertinya tau, yang suka ada di tipi itu) tapi saya gatau pasti sih maksudnya apa, intinya beli dulu aja pokoknya buku tetot nya biar tahu dan baca jangan lupa :p hehe


Dan yang saya suka dari kang emil, dia itu sejak muda katanya suka menulis (saya ingin seperti dia yang terus berkarya dan menjadi inspirasi banyak orang), dia menyarankan agar warga bandung berlatih untuk banyak berkarya dalam hal menulis, karena banyak sisi manfaatnya.

Kang emil juga menambahkan "Twitter itu kata2, ucapan2, pembicaraan2 yang menjadi sebuah teks, sedangkan blog itu gagasan2 yang menjadi sebuah tulisan" Kurang lebih seperti itu. 

Selebihnya, jika ada kekurangan dan perbedaan yang pembaca tangkap pada topik saya kali ini mohon maaf, saya hanya menguraikan yang saya tangkap dan saya ingat saja, semoga dapat memberi manfaat ya :)