Saturday, June 2, 2018

Ramadan, datangnya ditunggu-tunggu, perginya membuat rindu

Siapa yang tidak rindu akan kedatangan bulan suci penuh berkah, rahmat, dan ampunan yaitu bulan Ramadan. Satu bulan di antara dua belas bulan yang Alloh subhanahuwata’ala berikan dengan penuh keistimewaan di dalamnya. Ibadah-ibadah yang dilakukan terasa menjadi indah tak seperti bulan-bulan lainnya. Tak hanya ibadah puasa selama satu bulannya saja yang menjadi istimewa, banyak kegiatan dan aktivitas yang dilakukan yang menambah nilai keistimewan bulan ini. Seperti pesantren kilat, mengaji qur’an bersama, membagi-bagikan makanan ta’jil, berbuka puasa bersama, solat tarawih berjama’ah, dan makan sahur bersama. Dan ini hanya terjadi di bulan Ramadan saja. Bagaimana, istimewa bukan?

Datangnya bulan suci Ramadan tak hanya membuat kebahagiaan untuk umat islam saja, begitupun umat agama lain. Contohnya, saya ini adalah salah satu pegawai Direktorat Jenderal Pajak dengan jam kerja dimulai pukul 07.30 pagi hingga pukul 17.00 sore. Berbeda dengan biasanya, di bulan Ramadan jam kerja kami adalah pukul 07.30 pagi hingga pukul 15.30 sore saja. Pemberlakuan ini bukan hanya untuk umat muslim, tapi untuk semuanya. Di bulan Ramadan, para pewagai pulang lebih cepat dari biasanya sehingga bagi mereka yang rumahnya berada jauh dari tempat bekerja, akan sampai lebih cepat sehingga masih berkesempatan untuk berbuka puasa juga solat maghrib bersama keluarga. 

Tak hanya itu, datangnya bulan suci Ramadan menambah banyak rezeki. Misalnya, bagi para pedagang khususnya pedagang makanan, kesempatan bertambahnya penghasilan akan semakin banyak karena orang yang biasanya hanya membeli dengan jumlah tak banyak, mereka akan menambah jumlah belian dari biasanya untuk bahan berbuka puasa dan sahur bersama juga menambah jumlah pesanan untuk dibagikan kepada fakir miskin dan anak yatim piatu. Bukankah begitu? Bulan Ramadan mendatangkan begitu banyak kenikmatan dan keberkahan di mana-mana, di banyak kegiatan yang mewarnainya. Tak hanya makanan, pakaian pun menjadi serbuan. Di bulan puasa, banyak toko pakaian memberikan diskon secara besar-besaran. Sehingga bagi mereka yang ingin berbagi baju baru kepada sanak saudaranya ketika mudik lebaran nanti, mereka bisa membeli banyak pakaian baru dengan harga yang lebih murah dari biasanya.

Datangnya bulan Ramadan juga menambah banyak semangat bagi yang ingin memenuhinya dengan target-target khusus. Contohnya, ingin menambah banyak tambahan ibadah atau amalan dengan mengaji bersama, tak hanya mengajinya yang mendatangkan pahala tetapi juga silaturahminya, satu muslim bertemu dengan muslim lainnya. Selain itu, dengan bergabung di sebuah komunitas sosial khusus di bulan Ramadan yang berperan dalam mengadakan pesantren kilat, kajian-kajian menjelang berbuka, menjadi pembagi makanan ta’jil ataupun sahur. Banyak kegiatan lainnya yang dapat membuat Ramadan ini menjadi produktif untuk meraih target-target yang sudah direncanakan. Itu semua hanya terjadi di satu bulan saja, maka akan sangat sia-sia jika Ramadan ini berlalu begitu saja.   

Sejatinya, datangnya bulan Ramadan tak hanya menuntut diri maksimal melakukan sebaik-baiknya ibadah dan amalan hanya di bulan itu saja, tetapi juga menguji keimanan untuk sebelas bulan lainnya. Apakah keimanan kita lebih baik atau malah menurun. Arti Ramadan itu sendiri tak hanya untuk memenuhi perkara lahiriah, tapi juga batiniah. Tak ada bulan lain yang membuat umat sangat menunggu-nunggu selain bulan Ramadan. Hanya dalam sebulan saja keistimewaan dan warna-warni hari-hari begitu dalam terasa, Sehingga bagaimana bisa umat tak rindu saat perginya bulan yang penuh rahmat dan berkah ini.

Ramadan datangnya membawa cahaya, menyinari yang gelap, menyukupkan yang kurang, melapangkan yang sempit. Perginya Ramadan membuat rindu menggebu-gebu, akankah bisa berjumpa lagi, akankah bisa beribadah lagi di bulan istimewa dengan keimanan yang lebih baik dari sebelumnya. Datangnya Ramadan perlu kesiapan, dan perginya harus membawa hasil. Jangan sampai Ramadan satu ke Ramadan lainnya dirasakan biasa-biasa saja. Mari jadikan Ramadan selalu menjadi yang ditunggu kedatangannya dan perginya menjadi yang dirindu untuk kembali terulang. Datang untuk terus menguatkan iman, dan pergi untuk terus menyisakan rindu yang tak berkesudahan. Rindu untuk menguatkan ikatan dengan illahi untuk terus membawanya menuju kehidupan dengan sebaik-baiknya iman di sebelas bulan ke depan.