Friday, October 16, 2015

Pemuda terhadap tanah air, bangsa, dan bahasa

Memaknai hari sumpah pemuda yang akan jatuh pada tanggal 28 oktober di negeri tercinta ini, peran pemuda sering kali dijadikan sasaran atas jawaban dari sebuah pertanyaan, 
Bagaimana peran pemuda untuk bangsa dalam makna sumpah pemuda?

Siapa lagi, jika bukan pemuda yang menjadi andalan bangsa, sesosok yang jiwanya masih memiliki kekuatan, bergairah, penuh ide, dan masih dapat terlatih dan dipupuk sejak dini kepemimpinannya. Pemuda berperan penting untuk menentukan maju atau mundurnya bangsa ini. Seorang pemuda, kelak akan menjadi pemimpin yaitu menjadi pengganti para petinggi yang memajukan roda pemerintahan, tak lama masa jabatan mereka akan habis secara bergantian, dan jika dihitung pergantian itu dari masa ke masa, pemuda sekaranglah yang akan menjadi sosok pemimpin di masa depan. Lalu tindakan apa yang baiknya dilakukan oleh seorang pemuda agar kelak dapat menjadi andalan sebagai penerus bangsa?

Kita dapat mengambil makna dari kalimat yang terkandung dalam sumpah pemuda, yaitu :

1. "Kami putra putri indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah indonesia"

Tanah air indonesia inilah yang harus diperjuangkan. Pengakuan atas bertumpah darah yang satu, perlu dijadikan sebagai sebuah komitmen. Negara ini sudah mulai tua, sudah mulai rapuh, begitu khawatir jika cita-cita bangsa ini tidak dapat terwujud. Maka yang dapat diharapkan dari sesosok pemuda yaitu memiliki konsistensi untuk terus dapat menanamkan rasa cinta terhadap tanah air sendiri sebagai salah satu pendukung terwujudnya cita-cita tersebut, siapa lagi jika bukan pemuda sebagai penerus bangsa yang berjuang untuk berkontribusi mewujudkan itu semua. Sayang sekali tanah tumpah darah yang berpotensi besar ini jika harus di sia-siakan.

2. "Kami putra dan putri indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa indonesia"

Kesatuan dan persatuan merupakan salah satu komponen yang dapat mendukung berkembangnya suatu bangsa di sebuah negara. Jika tidak ada persatuan dan kesatuan, apalagi alasan yang dapat memperkuat bahwa sebuah kekompakan atau sinergi dari suatu kelompok yaitu bangsa, sangat berpengaruh pada kemajuan negara itu sendiri? Untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan negara ini, diperlukan suatu bangsa yang mampu menjadi andalan. Yaitu bangsa yang dapat menghargai setiap perbedaan, menjadikan musyawarah dan mufakat sebagai cara dalam pengambilan keputusan. Dengan itu, tidak akan terjadi bentrokan atau keributan, karena tidak ada hal yang diputuskan sepihak dan tidak menghargai pendapat. Perlu ditanamkan keyakinan dalam diri, perlu disamakan cara berpikir bahwa kita itu adalah satu nasib, bangsa yang negaranya masih perlu untuk maju. Jadi, marilah bersama-sama menjadi sebaik-baiknya pemuda yang bisa bermanfaat bagi negara tercinta ini. Setidaknya, meskipun kita tidak mengambil bagian memiliki posisi menjalankan roda pemerintahan atau berperan di pemerintahan nanti, namun kita dapat menjadi pemuda bangsa yang cerdas, yang bisa maju, yang sedikit demi sedikit dapat ikut berperan memperbaiki masa depan indonesia.

3. "Kami putra dan putri indonesia, menjungjung bahasa persatuan, bahasa indonesia"

Bahasa indonesia, merupakan bahasa persatuan negara, meskipun banyak sekali ragam bahasa daerah yang digunakan oleh rakyat indonesia di masing-masing daerahnya, namun bahasa indonesialah yang menjadi bahasa pemersatu bangsa, yaitu bahasa yang digunakan dalam lingkup nasional oleh rakyat indonesia.

Bahasa indonesia, merupakan alat komunikasi yang digunakan di media-media siaran seperti televisi, radio, buku, majalah, koran dan situs-situs terutama situs resmi pemerintahan.

Bahasa indonesia, merupakan bahasa kebanggaan negara kita. Banyak negara yang merupakan negara persemakmuran, mereka dituntut untuk bisa menggunakan bahasa negara yang menjajahnya, seperti negara india dan malaysia, mereka dituntut untuk bisa menggunakan bahasa inggris. Namun kita tidak, kita merdeka, kita menggunakan bahasa milik bangsa ini, yaitu bahasa indonesia.

Bahasa indonesia, merupakan identitas nasional, dibuktikan dengan digunakannya pada butir-butir pancasila, sumpah pemuda, undang-undang, dan peraturan-peraturan tertulis, juga digunakan dalam lagu kebangsaan, yaitu indonesia raya.

Bahasa indonesia, bahasa yang dapat menyatukan kita, menegakkan kedaulatan, mencerdaskan bangsa. Sebagai pemuda, kita harus bangga menggunakan bahasa indonesia. Melalui bahasa indonesia, pemuda dapat berkarya, dapat berkembang, dapat menjadi andalan bangsa.

Teruslah maju menjadi pemuda yang dapat menegakkan sumpah pemuda yang pernah di kukuhkan kurang lebih 87 tahun lamanya ini!

Tuesday, October 13, 2015

Mapres ITB inspiratif, Ka Ujang Purnama

Awal bulan puasa tahun ini tepatnya, waktu itu aku tergabung dalam sebuah perkumpulan panitia pelaksana kegiatan ramadhan di ITB, saat itu merupakan gathering untuk pertama kalinya. Nah, hari itulah hari dimana aku mendapat kesempatan untuk mendengar sebuah sambutan dan bincang-bincang ternyata si narasumbernya adalah salah satu MAPRES ITB yang bernama Ujang Purnama. 

Gak sengaja lagi baca-baca sinyalpintar.com, ada topik mengenai "Menggali Motivasi dan Prestasi Ala Ujang Purnama, Mahasiswa Berprestasi ITB 2015" dan ternyata.... Dia adalah ujang si mapres yang menjadi narasumber di kumpulan waktu itu, aku baru ngeuh. Topik ini lumayan menarik, tulisan dibawah ini murni aku copy paste dari web nya langsung. Semoga tulisan dibawah ini bermanfaat ya bagi pembaca ;))

-----------------------------------------------------------------

Pengenalan Diri
 
- Kak Ujang sebagai mapres pasti sudah lebih mengenal diri Kakak sendiri. Sebenarnya, menurut Kakak, apa sih pengenalan diri itu?
Cerita sedikit, saya lahir dan besar di Karawang. Di sini, saya hidup di tengah-tengah masyarakat yang pandangan tentang pendidikan dan wawasan luar sempit. Di sini, anak-anak biasanya hanya tamatan SMP, itu paling pol. Untuk yang jenjang SMA ke atas, bukanlah hal yang lumrah di sini. Biasanya, setelah tamat SMP ya sudah, langsung kerja, jadi buruh. Atau, kalau melanjutkan sekolah biasanya ke SMK atau STM. Tapi saya ingin berbeda dengan yang lain. Saya memutuskan untuk masuk SMA. Saat itu, banyak yang mencemooh saya, “Masuk SMA emang bisa apa sih? Mau ke mana?” Di SMA tuh saya menjadi lebih melihat dunia, dunia Karawang. Dulu kan saya cuma terbatas di Karawang saja, nggak tahu kehidupan kota kayak gimana. Muka-mukanya kaya gimana, sekolah pada bawa mobil, sedangkan saya masih pakai angkot, yang lain bawa mobil, motor. Trus saya mikir, ‘Wah, enak ya kayanya kalau hidup kaya gitu?’ Trus saya mencoba explore, nah waktu itu saya mendapat kesempatan, pergi ke Amerika selama satu tahun. Di Amerika, saya dipertemukan dengan orang tua angkat. Jadi, saya dari Indonesia ke Amerika nggak ada siapa-siapa, dan nggak bawa apa-apa, duit juga cuma sedikit, bayangin coba pergi ke Amerika cuma dikasih tiket dan katanya bakal dipertemukan dengan orang tua angkat di sana, kebetulan waktu itu dari Alaska. Di Amerika, saya mengenal dunia lebih luas lagi, teman-teman saya dari negara-negara yang berbeda. Akhirnya saya mengerti bahwa sebenarnya cita-cita saya nggak cuma sampai situ. Abis SMA harus lanjut, soalnya mau kerja juga gimana, belum punya keterampilan, jadi susah. Akhirnya mau nggak mau, saya harus kuliah. Akhirnya saya cari kuliah di Bandung, yaitu ITB. Saya sangat terinspirasi guru Kimia saya di Amerika sana. Dulu, nilai saya di sana jelek banget, dari nilai maksimal 100, saya paling cuma dapet 5. Sampai teman-teman saya di sana bilang, “Eh kayanya lu nggak cocok di sini, mending pindah grade aja (dalam bahasa Indonesia).” Tapi saya nggak nyerah, akhirnya di akhir semester dua, saya berhasil mendapatkan nilai tertinggi 97/100. Nah, dari sini saya suka Kimia, dan akhirnya masuk Sekolah Farmasi ITB. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kerja keras yang utama. Soal jenius, saya juga nggak jenius, tapi kerja keras. 

Strategi dan motivasi 

- Dulu pernah menghadapi TPB dan mampu sukses, ada nggak sih strategi khusus?
Kalau di kuliah, kan ada nilai batas bawah tuh buat dapetin nilai A, misalnya 80. Nah, harus cari strategi gimana caranya biar melewati batas itu. Nah, saya dulu banyak temenan sama orang-orang, juga sama kakak tingkat karena mereka yang lebih tahu gimana ujian. Cari strategi gimana caranya bisa melewati batas itu, belajar bareng temen, latihan soal, sampai batas itu tercapai. 

- Gimana sih cara belajarnya Kak Ujang?
Kalau saya sistemnya sharing. Trus kalau kuliah jangan bolos, meskipun ada beberapa kali kesempatan. Tapi, kalau bisa jangan bolos. Karena di kelas, kita rata-rata sudah menyerap setidaknya 30% dari seluruh materi yang diajarkan. Kalau bolos kan rugi, tuh, 30% hilang. Nah, setelah sampai rumah/kostan, diulangi lagi. Nanti, kalau masih kurang paham, baru sharing sama temen. Nah, kalau bisa, saat sharing, jangan minta diajarin, tapi sekadar sharing aja. Trus kalau sudah yakin, coba ngajarin. Karena salah satu parameter seseorang menguasai suatu ilmu adalah ia mampu mentransfer ilmunya ke orang lain. Jangan pelit, ajarin yang lain kalau bisa. Manfaat sharing, pertama tuh buat menguatkan ilmu. Kedua, insya allah dapat pahala. 

- Motivasi yang paling besar dari internal atau eksternal?
Kayanya lebih banyak dari diri sendiri, kalau diporsikan ya sekitar 60% internal, dan 40% eksternal. Tapi sebenarnya, 40% itu juga berasal dari diri sendiri pada dasarnya. Jadi gini, nggak ada yang maksa saya lomba, nggak ada yang memaksa saya ikut ini itu, orang tua saya nggak pernah nyuruh saya exchange ke luar negeri. Tapi yang 40% itu saya sebenarnya dari saya karena ingin bermanfaat bagi orang lain. Misalnya dengan ngajarin orang lain, biar banyak teman. Dengan ngajar gitu, mau nggak mau saya jadi belajar. Kalau dorongan yang 60% itu dari saya sendiri, biasanya karena motivasi pengin jalan-jalan ke luar negeri gratis, dapat uang, sama asyik aja sih, hobi. 

Taktik menghadapi masalah

 - Pernah mengalami keterpurukan?
Sering. Saya sering kalah lomba. Saya pernah dapat nilai jelek banget. Dan waktu itu saya benar-benar terpuruk. Padahal saya sudah menyempatkan waktu buat belajar itu. Saya sedih waktu itu. Pas lomba saya juga pernah nggak maksimal, jadi kalah. Saya juga pernah kesulitan ekonomi, di dompet saya cuma tinggal Rp5000. Saya nggak cerita ke orang tua, karena saya nggak mau orang tua saya juga sedih. Saya berusaha mencari cara, bareng temen pergi ke suatu tempat yang indah, buat menghilangkan stres. Tapi, saya juga belum tenang. Akhirnya saya cerita ke orang tua, dan orang tua saya juga sedih mendengarkan cerita saya. 

- Bagaimana caranya mengembalikan motivasi ketika lagi down?
Kalau saya biasanya kalau lagi down, saya cari teman, cari sahabat yang bisa diajak sharing. Cari hiburan aja, seperti main ke suatu tempat, main game, atau lainnya. Cari cara, jangan sampai ketika lagi down malah diam, ngurung diri di kamar, nggak selesai. Pernah saya waktu itu sampai pulang ke rumah, terus besok paginya berangkat Bandung lagi. 

- Pengaturan jadwal kaka bagaimana?
Saya pakai agenda. Agenda itu bisa di break-down. Lihat jangka panjang, jangka menengah, sampai jangka per jam. Plotkan waktu untuk kegiatan harian. Nggak boleh bingung mau ngapain ketika ada jam kosong. Lalu, gimana kalau emang ada kegiatan tak direncanakan yang mendadak? Kalau bagi saya, sebagai orang Islam, saya sholat. Waktu itu pernah, jam tiga sore ada tiga kegiatan sekaligus, yaitu ketemu dosen, ketemu teman, dan harus ngajar. Padahal agenda yang saya buat adalah ketemu teman. Akhirnya saya sholat Ashar. Nah, setelah sholat, yang dosen nggak jadi dan ngajar ternyata salah jadwal. Jadi, saya berhasil ketemu teman saja. Intinya, kalau ada masalah, banyak-banyak berdoa, minta yang terbaik dari Allah. 

- Kesimpulan
Karena saya muslim, kata Rasul, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Hidup kita di dunia singkat, dan tempat kembali kita adalah akhirat. Lakukan apapun yang bisa dilakukan agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Karena bila kita tidak bermanfaat, maka kita akan mendapat laknat.
Luar biasa sekali apa yang telah disampaikan oleh Kak Ujang di atas. Semoga kita semua bisa mengikuti jejaknya untuk berprestasi. Aamiin.

^_^

Saturday, October 10, 2015

Pajak untuk bersama~

Reach the Untouchable, Touch the Untouchable, itulah motto yang menjadi kekuatan tahun pembinaan pajak 2015 ini. Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi yang menjadi tempat berharap dan bergantungnya hajat hidup negara ini sangatlah perlu terus menerus melakukan strategi jitu untuk menaklukan semua hal yang berkaitan dengan kelancaran penerimaan negara yang sesuai dengan target.


Berbagai aspek yang ditindak lanjuti, perencanaan-perencanaan, perbaikan-perbaikan maupun pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh direktorat jenderal pajak tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menerapkan sebaik-baiknya sistem bagaimana administrasi perpajakan dapat berjalan lancar dan tidak membuat rumit Wajib Pajak. Seperti misalnya dalam tahun pembinaan pajak 2015, direktorat jenderal pajak memberikan insentif pemanfaatan penghapusan sanksi adminitrasi perpajakan. Hal ini dilakukan guna untuk mendorong kepatuhan yang menghasilkan respon yang baik dari Wajib Pajak dalam memenuhi administrasi perpajakannya. Pemberian insentif ini penting untuk dimanfaatkan oleh Wajib Pajak.

Pertimbangan kebijakan yang terus menerus diusahakan oleh direktorat jenderal pajak agar tepat sasaran dan berhasil guna pelu dijadikan sebuah apresiasi tersendiri, DJP berjuang untuk negara ini dengan usaha yang begitu besar, maju terus DJP! Jadilah instansi yang dapat memenuhi harapan rakyat dengan baik!!! ^_^