Pagi itu,
kereta sudah terlanjur melaju. Aku datang terlambat, ya sangat terlambat. Pada
saat itu aku kebingungan, transportasi tercepat apa yang bisa segera sampai
menuju rumahku. Aku terdiam sejenak dan duduk di tempat menunggu di stasiun
tersebut. Aku duduk tepat dibelakang seorang laki-laki. Aku bingung, apa yang
dia tunggu? Apa mungkin dia menunggu kereta yang akan datang pada jadwal selanjutnya?
Laki-laki itu? Aku tak mengenalnya, apa mungkin karena dia membelakangiku dan
memakai penutup di kepalanya sehingga aku tak dapat mengenalinya? Sudahlah, itu
tak penting.
Aku harus
segera tiba dirumah, sebelum hujan semakin deras. Aku sadar, satu alasan
terkuatku untuk ingin segera berada di rumah adalah aku ingin menemui sepupu ku
sebelum ia menuju keberangkatannya ke bandara untuk pergi ke suatu negara
dimana ia akan melanjutkan pendidikan nya, ke negara kincir angin, Belanda.
“Katakan padanya, aku akan segera
berada di rumah ma.” Kataku dengan suara meyakinkan ditelepon selagi mamaku menghubungiku.
“Sepupumu harus segera berangkat sekitar 10 menit lagi, kalau tidak dia akan terlambat untuk sampai ke
bandara.” Mama membalas.
“Tapi ma, kereta sudah terlanjur
melaju. Sampai sekarang aku masih menunggu di stasiun untuk menunggu kereta selanjutnya, sekitar setengah jam lagi.” Kataku
meyakinkan lagi, padahal dengan aku meyakinkan mamaku, sebenarnya jadwal
keberangkatan sepupuku pun tidak bisa diubah. Itu tidak mungkin, mustahil. Dia akan
tetap berangkat.
“Itu waktu yang lama ka,
sudahlah. Kamu bisa berbincang nanti via telpon atau video call dengan
sepupumu.” Mama menyampaikan.
“Tuuuut.....” Selagi aku akan
menjawab, telepon mamah sudah mati.
Memang
itu hal yang tidak mungkin untukku berada dirumah dalam waktu 10 menit.
Laki-laki itu masih saja diam di tempat yang sama selagi aku menelpon di dekat mushola stasiun. Siapa laki-laki itu? Lagi-lagi aku memikirkannya. Apa mungkin dia seorang makhluk yang turun dari planet lain dan tak tahu kemana ia harus pergi? Itu semakin tak masuk akal. Sudah semakin aneh pikiranku semenjak aku ditinggal oleh sebuah kereta dan melihat laki-laki itu, gagal fokus. Aku terus bertanya-tanya, dan ini yang paling aku kesali, mengapa aku harus terus penasaran.
Kurang lebih lima menit tak terasa ketika aku melihat jam, ternyata aku terlelap dalam kantukku. Haaaaah!!!! Laki-laki itu sudah tidak ada. Ah sial, aku belum sempat melihat wajahnya. Aku lanjutkan perjalanan pulangku dengan menaiki kereta yang telah tiba di depan mataku. Sesampainya di stasiun yang aku tuju, aku langsung berjalan menuju tempat dimana banyak angkot berjajar menunggu penumpang, aku menaiki angkot yang paling depan.
Sejuk
rasanya udara di sore hari setelah hujan reda. Aku benar-benar menikmati air
hujan yang tersisa dan berjatuhan dari pohon yang besar itu. Tepat dekat mesjid
suatu kampus terbaik di kotaku. Memang ini salah satu kesukaanku, tak jelas,
berkeliling disekitar mesjid kampus tersebut setelah melaksanakan salat dan
menyempatkan mencari sedikit jajanan yang bisa membuatku sangat menikmati
suasana di sekitarnya. I love it!
Disekitar
taman dekat mesjid, aku melihat sekumpulan orang yang sedang melakukan
aktivitas, kupikir mereka adalah sekelompok himpunan mahasiswa yang sedang
melakukan technical meeting untuk
acaranya. Aku melihat seorang laki-laki berkacamata memimpin perkumpulan
tersebut, iya berdiri dan yang lain duduk santai dengan kompak dan menyatu di
taman membentuk sebuah lingkaran. Mereka semua memakai jaket yang sama, dan aku
mengira-ngira kembali, itu jaket himpunan.
Hari ini begitu lelah, oh! I’m exhausted. Aku pulang dan tiba
dirumah sekitar pukul setengah enam sore.
“Ma, dika mana? Aku mau pinjam
modem nya.” Aku memanggil mama.
“Oh modem, dika sedang di masjid,
akan ada acara besok lusa. Mama simpan modemnya di lemari bagian atas kamar
dika, tadi ia lupa untuk menyimpan kembali ketempat biasa, jadi mama amankan di
atas lemarinya.” Mama membalas dengan cukup panjang.
“Oke ma.” Aku menjawab sambil
menuju ke pintu kamar dika.
Hobiku,
this is the time!!!! Aku memulai
untuk menyusuri berbagai blog orang-orang yang tulisannya menginspirasiku. Blog
yang satu ini, aku rutin membacanya. Tak pernah ketinggalan, apa tulisan
terbarunya, mungkin akulah a first on
every his new topic Hahaha!
Pemilik blog ini adalah seorang laki-laki, topik yang ia ungkap dalam blog tersebut masalah politik ataupun ekonomi yang ia selalu kaitkan dengan ajaran islam. Mengagumkan! Selain itu, ia beberapa kali bercerita tentang berbagai hobi menulisnya yang sampai saat ini rutin dikirimkan ke beberapa majalah ternama. Yang lebih mengagumkan, artikel tiga bahasa yang pernah ia buat, telah mampu membuatnya dikenal oleh banyak orang! MasyaAlloh, super sekali kalau kata Pak Mario Teguh hihi!
“Kenapa ya, begitu mengagumkan pemilik blog ini, kenapa aku tak bisa sepertinya yang bisa berkarya hingga dikenal banyak orang melalui tulisannya?” Aku bergumam penuh kemauan untuk mengubah diri menjadi... POWER RANGER! Oh tentu bukan, menjadi seorang penulis yang dapat menginspirasi. Bukankah itu tak mustahil?
Pemilik blog ini adalah seorang laki-laki, topik yang ia ungkap dalam blog tersebut masalah politik ataupun ekonomi yang ia selalu kaitkan dengan ajaran islam. Mengagumkan! Selain itu, ia beberapa kali bercerita tentang berbagai hobi menulisnya yang sampai saat ini rutin dikirimkan ke beberapa majalah ternama. Yang lebih mengagumkan, artikel tiga bahasa yang pernah ia buat, telah mampu membuatnya dikenal oleh banyak orang! MasyaAlloh, super sekali kalau kata Pak Mario Teguh hihi!
“Kenapa ya, begitu mengagumkan pemilik blog ini, kenapa aku tak bisa sepertinya yang bisa berkarya hingga dikenal banyak orang melalui tulisannya?” Aku bergumam penuh kemauan untuk mengubah diri menjadi... POWER RANGER! Oh tentu bukan, menjadi seorang penulis yang dapat menginspirasi. Bukankah itu tak mustahil?
“Koran minggu ini pa?” Aku
menyapa papa di pagi hari dengan kesejukan udara karena musim hujan yang berlarut
turun tak henti bahkan sejak subuh.
“Iya, sedikit basah, harap
dimaklum karena sudah mulai hujan dari pagi tadi, sedangkan tukang koran
langganan kita kamu tahu sendiri kan, ia mengantar koran ini dengan menggunakan
sepeda.” Papa menjelaskan, padahal aku hanya butuh jawaban ya atau bukan, hehe.
“Aku pinjam ya pa.” Aku
mengakhiri pembicaraan dan segera memasuki my
beloved room. Apa lagi, kalau bukan kamarku tercinta.
Ah! It must be fun! Aku harus ikut dan segera mendaftar. Dikoran itu terdapat sebuah edaran yang cukup besar gambarnya dihiasi dengan tampilan menarik, edaran itu adalah suatu acara seminar mengenai blog lovers! Waaaaaaw, tanpa pikir panjnag aku segera mendaftar, agar tidak kehabisan kursi maupun waiting list. Jangan sampai!
Tak terasa, tiba hari dimana aku
harus bersiap-siap dan memakai pakaian yang harus membuat aku nyaman selama
acara seminar tersebut berlangsung, gak ada dress
code sih sebenernya untuk menghadiri seminar itu, tapi aku harus make it all comfortable, it’s a must!
“Ruangan untuk acara seminar yang
di edarkan dikoran itu disebelah mana ya pak?” Tanyaku kepada seorang satpam
suatu kantor dimana aku akan mengikuti seminar.
“Oh neng tinggal masuk ke pintu
utama, nanti neng lihat, disana ada bacaan ruang serbaguna, nah neng tinggal
masuk saja.” Jawab pak satpam sambil jempol tangannya berbelok-belok menunjukkan
arah yang sulit aku pahami.
Seminar itu berlangsung sangat
mengasyikan, bahkan aku tak sadar, aku belum berkenalan dengan siapapun di
acara seminar ini. Aku harus berkenalan, aku harus punya teman baru. Apalagi,
teman satu kesukaan, satu hobi.
Tepat disebelah kananku, seorang
laki-laki memakai kacamata, dan sebelah kiriku, seorang wanita berjilbab
panjang cantik. Aku pun berkenalan dengan mereka, senang rasanya hati ini
ketika saling bercerita dan berbagi pengalaman seputar kesukaan kami yang
memang sama, topik terus berlanjut.
Tak terasa seminar berakhir,
semoga aku bisa bertemu mereka kembali di lain kesempatan.
--------------------
Kembali kepada rutinitasku, aku
membuka laptop kesayanganku dan seperti biasa, menelusuri blog-blog yang aku
ikuti. Wah, it’s new! Kenapa pemilik blog ini selalu menulis hal yang menarik
untuk dibaca, selain aku bisa belajar berbagai bahasa dari tulisannya, aku pun
bisa menambah banyak pengetahuan. Awesome!
Aku selalu bertanya-tanya,
mengapa ia sedikitpun tidak menceritakan identitasnya, misalnya mengenai
pendidikannya. Apa boleh buat, aku hanya seorang secret admirer blognya, can’t
do anything else. Hanya bisa berkomentar pada beberapa tulisan di blognya.
Terbilang cukup sering sebenarnya aku mengomentari beberapa tulisannya, dan
senangnya ia pun tidak keberatan untuk membalas komentarku. Memang seru
berbincang dengan orang yang berilmu.
-----------------
Hari senin ternyata tidak ada
jadwal kuliah, ah kalau tahu begini aku tak akan kembali ke kosan lebih awal,
ini memang penyesalan yang konyol. Aku memutuskan untuk menulis entri baru
diblogku, siapa tahu tulisanku kali ini visitors
nya lebih banyak (sedang berharap). Tak bisa aku pungkiri, setiap aku membuka
blog, aku tak pernah melewati waktuku dengan tidak membaca blog orang itu.
Andaikan saja, dia pun begitu. Maksudnya? Haaaah, sudahlah.
-----------------
Lho, ini menarik! Keinginan ku
terwujud, ia menceritakan himpunan di kampusnya. Ketika aku membaca judul entri
barunya, aku tahu betul nama kampus itu. Kampus itu, tanggal kejadian pada
cerita tersebut, tepat hari dimana aku pulang dengan memakai angkot karena
tertinggal kereta, dan laki-laki misterius itu. Lagi-lagi, foto itu adalah foto
disebuah taman, aku semakin berpikir dalam-dalam, apa pemilik blog ini adalah
laki-laki yang aku lihat pada saat di taman itu? Yang berdiri dengan
dikelilingi sekumpulan orang, dan iya berkacamata. Aku semakin yakin, apalagi
dengan melihat logo pada jaket himpunan itu, foto itu sangat jelas dan aku
semakin yakin, pemilik blog ini adalah mahasiswa kampus tersebut, aku segera
menyimpulkan. Entri barunya menguak sebuah cerita lusa kemarin!
Aku terlarut tenggelam penuh membaca entri baru
diblognya. Ya ini! Yang aku pertanyakan tentang laki-laki misterius di
stasiun itu, aku langsung menyimpulkan, itu dia, pemilik blog yang rutin ku baca.
Dan ini kalimat yang memperkuat alasanku untuk menyimpulkan bahwa ia adalah
laki-laki itu.
“.................Hari itu adalah
jadwal himpunan kami kumpul dan rapat untuk membahas beberapa program acara.
Betapa antusias nya saya untuk segera berada di taman tempat dimana saya beserta
himpunan saya akan berkumpul. Alhamdulillah, kereta itu tidak datang terlambat,
dengan hari diselimuti gerimis yang seiya sekata terus berjatuhan dengan
seirama, tak lupa saya mengenakan jaket himpunan. Saya menjaga dengan baik
jaket himpunan itu, saya tidak mengenakannya di sembarang tempat, jangan sampai
ia rusak, memang agak berlebihan kelihatannya. Hari itu, saya benar-benar berangkat
penuh perjuangan, tidak biasanya saya berangkat menggunakan kereta di sebuah stasiun yang cukup jauh jaraknya dari tempat keberangkatan kakak saya. Terlebih lagi saya harus menempuh perjalanan yang cukup lama dengan menggunakan bis sebelum tiba di stasiun. Sepulang melepas keberangkatan kakak saya, saya langsung menuju stasiun, hujan sudah
mulai deras sejak saya berangkat pun. Di perjalanan itu saya mengenakan jaket berkupluk milik kakak
saya. Hari itu benar-benar sangat
dingin, dan saya tidak membawa payung.
Ini hanya sebagai pembukaan menuju ke inti tulisan baru saya..................”
Tak sadar, aku membaca tuiisannya
kali ini hampir jarang untuk menghembuskan dan menarik nafas, saking penasaran.
Bagaimana kelanjutan cerita ini? Apakah ada cerita lain yang akan ‘kebetulan’
lagi dan melalui itu aku semakin tahu siapa ia? Ya, aku ingin tahu, aku semakin
penasaran.
Sebenarnya, aku selalu heran pada
diriku sendiri, kenapa harus aku menindaklanjuti semua cerita ini. Apa karena
ada suatu “hal” yang aku khususkan pada pemilik blog ini? Aku belum bisa
menyimpulkan kalau aku mengaguminya.
Sebentar, aku memang belum
selesai membaca, dibagian bawah tulisannya kali ini ada beberapa foto kumpulan
himpunannya. Tepat sekali! Ketika aku menggeser foto-fotonya, disana terdapat
foto yang sama dengan yang aku lihat persis ketika aku bersinggah di kampus tersebut
pada hari itu, satu orang yang berdiri bersama kelompoknya membentuk lingkaran.
Aku semakin yakin kalau orang yang aku lihat di stasiun, dan di taman kampus
pada hari itu adalah dirinya, dan dia pun merupakan mahasiswa kampus itu. Di foto
itu terlihat jelas beberapa fose temannya menggunakan jaket himpunan dengan
membelakangi foto itu, tertuliskan bahwa bacaan jaket tersebut adalah himpunan
mahasiswa mahasiswi pencita bahasa asing dikampus itu.
Siapa dia? Siapa nama lengkap
nya? Aku harus mencari tahu.
------------------
Seminggu berlalu, tiba hari
dimana aku akan menghadiri suatu festival seni beberapa negara.
Dari kejauhan aku melihat sesosok
yang mirip sekali dengan Dira, sekelompok orang itu persis mengenakan jaket
yang sama. Jaket itu, aku hafal jelas, jaket itu adalah jaket himpunan itu. Aku
berjalan mendekat ke sekelompok orang itu. Dan ketika aku membuang muka karena
aku belum siap menerima salah satu diantara mereka adalah “Dira”. Baru saja
ketika aku kembali menengadahkan wajahku...
“Hy, sepertinya kita pernah
bertemu, kamu yang waktu itu mengikuti acara seminar mengenai blog itu kan?”
Orang itu menyapa ku spontan saat ia tepat mendekat ke arahku dijalannya
disekitar tempat festival tersebut berlangsung.
Astaga, jaket himpunan ini sama
persis, Ia berkacamata begitupun orang yang kuanggap “pemilik” blog itu.
“H...hhhhhhhhhhhhhai... Iya aku
ingat jelas, kamu yang duduk sebelah kanan ku berkacamata dan namamu Dira kan?”
Aku menjawab gugup.
“Ya, itu saya. Senang untuk
bertemu denganmu kembali.” Dira menjawab dengan senyuman.
Tak terasa cukup lama kami
berbincang, orang ini begitu mengasyikan! Penampilannya yang sederhana tetapi
nyaman untuk di ajak berbicara, apalagi mengenai topik-topik penting dimuka
bumi ini! Pengetahuan dan kemahiran bahasa ia yang luas pun! Ini dia!
“Festival ini menarik untuk saya jadikan tulisan.” Dia
menyeletuk seketika mata kami tertarik pada satu penampilan seni dari negara jepang.
“Aaapaaaa? Kamu suka menulis
juga?” Aku segera menjawab.
“Yap, “juga”? Jadi kamupun punya
kesukaan menulis?” Dira berbalik bertanya padaku.
“Ya, itu hobiku. Sepertinya kamu rajin menulis. Banyak hal dapat kamu jadikan topik untuk menulis ya? Sebelumnya ada yang mau aku tanyakan padamu Dira, apa ini
jaket himpunanmu? Aku sangat ingin menjadi anggota didalamnya hehe karena aku suka untuk belajar bahasa asing juga.” Candaanku mulai
kulempar padanya ketika aku melihat jaket yang ia pakai.
“Tidak juga, hanya menyalurkan hobi saja. Eh? Saya tau pasti karena kamu melihat bahwa kampus
saya mepunyai “nama” kan? Dira menjawab dengan candaan kembali.
“Hmm tidak, sebelumnya aku memang
pernah punya mimpi, bahkan sejak kecil, mimpi untuk bisa berkuliah dikampusmu.
Tapi Allah berikan jalan lain, dan aku bersyukur dengan apapun itu. Hmm,
ngomong-ngomong menulis, apa boleh aku tahu alamat blog mu? Ya mungkin tulisanmu
bisa menambah jadwal “membaca blog” ku, aku senang untuk bisa mengikuti
beberapa blog, sampai saat ini aku bisa merasakan manfaatnya, terutama dalam
menambah pengetahuanku.” Aku membalas cukup panjang.
“Oh begitu, dengan senang hati
Alya, ini alamat blog saya “...........................”.” Dira menunjukkan
kepadaku lewat hpnya.
OMG! Itu blog yang sering kubaca.
Tidak salah lagi, pemilik blog itu benar Dira.
“Kamu serius? Ini kan blog yang
sering aku baca. Bahkan setiap topik di blog ini aku gak pernah ketinggalan.
Pemilik blog ini benar Dira.
“Dira, ini blog favoritku, bahkan
hampir setiap tulisan barumu aku tak pernah ketinggalan untuk membacanya.” Aku menjawab
dengan tekanan yang memberikan isyarat bahwa aku lah pembaca setia blognya.
“Kamu serius? Terimakasih untuk menjadi
bagian dalam blog saya. Dan apakah kamu yang rajin untuk memberikan komentar pada
beberapa tulisan saya?.”
“Ya, hahaha kita ini menggunakan user
name blog bukan nama asli kita. Pantaslah, aku kaget dengan semua
ini, ternyata pemilik blog itu kamu Dira.” Aku tertawa penuh bahagia, Oh Tuhan!
Aku bertemu dengan orang yang mengagumkan itu!
“Begitupun aku, ternyata si
blogger rajin yang selalu berkomentar itu kamu Alya, saya senang untuk bisa
berbagi, semoga ini akan terus berlanjut dan semoga di lain kesempatan yang
hanya tuhan yang tahu, kita bisa bertemu lagi.” Dira menjawab dengan bijak.
“Satu tulisan yang membuat aku
sangat ingin menanyakan hal ini padamu, aku dapat mengambil kesimpulan dari
tulisan itu, bahwa pada suatu hari kamu berada di satu stasiun lalu kamu
berangkat ke kampusmu untuk kumpul himpunan? Hari itu aku berada ditempat yang
sama, aku berada distasiun dimana kamu berada, ternyata laki-laki berjaket biru
itu kamu, dan ketika aku sampai untuk sejenak beristirahat di sekitar kampusmu,
laki-laki berkacamata yang berdiri didepan sekelompok orang dengan jaket
himpunan yang sama itu adalah kamu. Daaaaaa....nnnnn kakakmu, kalau boleh aku
tahu, kamu melepas kepergian kakamu untuk pergi kemana?” Aku terus berbicara
layaknya sedang berada di jalan tol yang tidak pernah ada hentinya, sepertinya Dira mulai
heran dengan tingkah lakuku, tak apa! Yang penting aku bisa memastikan suatu
hal tentang Dira.
“Hahahaha, kamu memang pengunjung
terbaik blogkku. Oh kakakku, ya saya melepas kepergiannya untuk pergi
melanjutkan kuliah S2 nya di negara kincir angin, Belanda.” Dira menjawab dengan
singkat, padat, dan jelas.
Ketika Dira memberitahukanku nama
“universitas” dimana tempat kakaknya melanjutkan kuliah di Negara Belanda
tersebut, nafasku lagi-lagi tertahan, nama universitas itu sama dengan nama
universitas dimana kakak sepupuku berangkat ketempat yang sama pada hari yang
sama.
“Dira, lagi-lagi.... Itu hari
dimana kakak sepupuku pun berangkat ke negara dengan tujuan universitas yang
sama dengan kakakmu, pertemuan ini mengungkap banyak hal ya dir.” Aku menjawab
dengan membayangkan kembali hari itu.
“Ini benar-benar mengejutkan, apa
jangan-jangan memang kakak ku dan kakak sepupumu memang satu keberangkatan dan
bahkan mereka adalah teman? Ya, ini akan menjadi kesan yang tidak pernah akan
terlupakan sepertinya.” Dira menjawab, dan aku tertegun mendengar jawabannya apalagi ketika
ia berkata bahwa pertemuan tidak disengaja ini akan menjadi kesan yang tidak
pernah ia lupakan.
Pembicaraan terhenti, selagi
teman himpunan Dira mengajaknya untuk menikmati festival akbar tersebut, disana
benar-benar sangat ramai!
------------------------
Dira memang mengagumkan, baik
dalam kenyataan maupun mayanya. Aku berharap semoga pertemanan ku dengan nya
akan terus berlanjut, dan aku berharap tulisannya akan terus menjadi inspirasi terbaikku,
maupun sosoknya.