Tuesday, December 9, 2014

Kutipan cerita singkat bermakna besar, buku Wajah Sejuk Agama - karya Jamal Rahman

Saya mendapatkan cerita ini dalam salah satu subbab buku "Wajah Sejuk Agama", buku yang saya rekomendasikan untuk seluruh muslim yang belum pernah membaca buku tersebut. Mengawali untuk berbagi mengenai isi dari buku terjemahan ini, untuk pengarang dan penyusun buku, Pak Jamal Rahman, sedalam-dalamnya saya mengucapkan banyak terimakasih karena saya yang salah satunya beruntung dapat membaca buku bapak, buku kesejukan akan islam yang begitu menyejukkan hati, memberi makna, terkandung hikmah dan arti yang berharga. Mungkin tak dapat semuanya saya ungkapkan betapa beruntungnya saya untuk bisa membaca buku bermanfaat ini. 

Kutipan cerita ini murni saya kutip dan ketik langsung dari bukunya, saya yakin mungkin para pembaca sudah sering mendengar cerita seperti ini, tapi apa salahnya membaca lagi dan mengambil lagi makna lainnya :)



Satu kisah Mullah terkenal,

"Mullah, cucunya, dan kedelai mereka berjalan melewati pasar dalam perjalanan pulang. Mullah kemudian mendengar suatu percakapan: "Lihat, dua orang berpergian dan binatang tunggangan, tapi mereka justru melelahkan diri mereka sendiri." Kontan, Mullah naik ke atas keledainya. Di tengah jalan terdengar bisik-bisik. "Lihat! Tak heran generasi muda sekarang tidak punya rasa hormat dan pengeluh! Pria yang menunggangi keledai itu terlihat cukup tua untuk menjadi bijaksana, tapi dia membiarkan anak kecil yang lemah tubuhnya itu menderita." Mullah langsung turun dan menaruh cucunya di atas keledai. Ketika mereka berjalan kian jauh, lebih banyak lagi kasak kusuk. 
"Lihat! Seorang anak laki-laki yang sangat sehat menunggangi keledai, sementara kakeknya berjalan tersaruk-saruk di bawah terik matahari! Betapa kita telah memanjakan anak-anak muda kita dan kemudian malah bertanya, "Apa salah kita?" Kali ini, baik Mullah dan cucunya sama-sama menunggangi keledai mereka. Terdengar kembali bisik-bisik: "Tak heran hidup itu berat. Langit menghukum kita karena telah menyiksa makhluk bodoh ciptaan Allah. Diam-diam keledai malang itu menderita menanggung beban orang muda dan orang tua." Langsung, Mullah dan cucunya turun, mengangkat keledai itu, menanggung keledai di bahu mereka dan mulai berjalan. Dari jalan terdengar suara tertawa mencemooh.

Lalu apa maknanya?

Jika kamu tergoyahkan dengan opini-opini dunia, hidupmu akan terus bergantung pada anggapan tersebut yang sesungguhnya kita jangan diperbudak oleh anggapan itu. Kita ini adalah langsung berhubungan dengan Sang tercinta, kekasih, pemilik segalanya, yaitu Allah S.W.T


A.

No comments:

Post a Comment